Monday, December 28, 2015

Wrap-Up Reading Activity 2015


Arriving at the 28th day of December means this wonderful year is really coming to an end. Grateful for everything happened throughout the year and looking forward for more surprises next year will give to me but most of all gratified for keeping my reading habit till the end of the year tho I couldn't manage to complete all the challenge I've been joined on early 2015. So I guess it is time to wrap up everything I've been doing and maybe make a wish for next year resolution. 

I only joined two reading challenges this year and I totally failed. It has been two years in a row I failed in all my reading challenges, so I guess I am not going to join any reading challenge next year, but as I only have read few of Indonesian Literature, I will give myself a chance to read up to 4 Indonesian Literature books, I have some title in mind but let me just pick it up when the time comes next year. 

So, happy holiday fellas, and may your shelve always overflow with books and your mind always has the best imagination from all the story you've read. 

Tuesday, December 15, 2015

[Review] The Magic String of Frankie Presto by Mitch Albom

Title: The Magic String of Frankie Presto
Author: Mitch Albom
Publisher: Harper Collins
Published: November 10, 2015
Pages: 512p
ISBN: 9780062294418
Bought at periplus.com

“Everyone joins a band in this life. You are born into your first one. Your mother plays the lead. She shares the stage with your father and siblings or perhaps your father is absent, an empty stool under a spotlight. But he is still a founding member, and if he surfaces one day, you will have to make a room for him. As life goes on, you will join other bands, some through friendship, some through romance, some through neighbourhoods, school and army. Maybe you will all dress the same, or laugh at your own private vocabulary. Maybe you will flop on couches backstage, or share a boardroom table, or crowd around a gallery inside a ship. But in each band you join, you will play a distinct part, and it will affect you as much as you affect it– p19

Musik menceritakan kisah ini. Musik memberikan dirinya kepada Frankie Presto dan melihat perkembangan dirinya lewat hidup Frankie Presto. Albom tidak pernah jauh-jauh dari kematian, seperti bukunya yang lain, Albom pun berangkat dari kematian. Frankie Presto meninggal diawal buku, lalu Albom, lewat kata-kata Musik membawa pembaca menyimak perjalanan hidup Frankie Presto, sejak ia dilahirkan sampai ia mencapai usia tua, maju dan mundur, pembaca perlu mengikuti plot yang dibangun oleh Albom. Fransisco Tarrega dan karyanya Lagrima menjadi perkenalan pertama Frankie Presto dengan musik meskipun ia belum bisa mengingat setiap melodinya. Carmencita humming Lagrima disela-sela napas terakhirnya ketika melahirkan Frankie Presto didalam tekanan Gereja yang sedang dibakar dan disaksikan oleh seorang suster yang kemudian ia percayai untuk menjaga anaknya.

Wednesday, December 2, 2015

[Review] The Life and Adventures of Santa Claus by L. Frank Baum

Title: The Life and Adventure of Santa Claus
Author: L. Frank Baum
Publisher: Gramedia Pustaka Utama (Indonesian translation)
Published: December 2014
Pages: 152p
ISBN: 9786020311289

“Masa kanak-kanak memang masa yang paling menyenangkan. Selama tahun-tahun menyenangkan yang penuh keluguan inilah, anak-anak benar-benar bebas dari beban [....] Mereka menikmati hidup dan tidak berpikir macam-macam. Tetapi setelah mereka dewasa, nasib manusia menyusul mereka, dan mereka mendapati bahwa mereka harus bekerja dan merasa cemas, membanting tulang dan bersusah payah untuk mengumpulkan kekayaan yang begitu didambakan manusia”

Pernakah kalian mendengar tentang Hutan Burzee dan para penghuninya yaitu Fairie, Knook, Ryl dan Nymph? Ahhhh Mr. Baum membuka buku ini dengan menuturkan tentang magical creature dan gambaran tentang betapa nyamannya hutan tempat mereka hidup. Suatu cara penggambaran yang indah untuk membuka cerita tentang seorang pria yang nantinya akan hidup di hutan itu dan bertahun-tahun kemudian namanya dikenal di seluruh penjuru dunia. Magical creature yang aku sebutkan diatas, oleh Mr. Baum digolongkan sebagai mahluk abadi yang tidak hanya tinggal di hutan burzee tetapi juga tersebar di seluruh penjuru dunia. Ada Ak, si Tukang Kayu yang bijak, penguasa seluruh hutan serta kebun-kebun bunga dan buah, Kern penguasa pertanian dunia yang berkuasa atas ladang-ladang, padang-padang rumput, taman-taman, dan Bo penguasa perairan dunia yang menguasai seluruh lautan serta berbagai kendaraan yang mengapung diatasnya, serta banyak mahluk lainnya yang terlalu banyak untuk disebutkan satu demi satu. Singkat cerita, suatu hari Ak bercerita kepada penghuni hutan burzee tentang bayi yang ditinggalkan di tepi hutan dan sedang dijaga oleh Shiegra, singa betina yang diperintahkan Ak untuk menjaga bayi itu. Sambil Ak bercerita, salah satu peri bernama Necile pergi dan mengambil bayi itu, mengendongnya dan membawanya kembali ke tengah hutan tempat mereka sedang berkumpul. Necile memohon kepada Ak dan sang Ratu Peri untuk menginjinkannya merawat bayi itu. Adapun aturan mahluk abadi adalah tidak mencampuri urusan mahluk fana, apalagi hidup berdampingan seperti ibu dan anak, tetapi kebaikan hati Necile menggugah hati setiap mereka yang hadir termasuk Ratu dan Ak, sehingga mereka pun mengabulkan permintaannya untuk menjadi ibu angkat si bayi kecil. Ak pun memerintahkan seluruh penghuni hutan burzee, baik itu mahluk abadi maupun hewan manapun untuk bersahabat dengan si bayi kecil. Necile menamai dia Neclaus yang berarti putra kecil Necile, tetapi sehari-harinya dia disapa dengan sebutan Claus. Demikianlah Claus memulai persahabatannya dengan para mahluk Abadi.

[Review] Cantik itu Luka by Eka Kurniawan

Title: Cantik itu Luka (Beauty is a Wound)
Author: Eka Kurniawan
Publisher: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Published: Januari 2015
Pages: 496p
ISBN: 9786020312583

Telah dua puluh tahun berlalu sejak kematiannya, ketika Dewi Ayu bangkit dari kuburnya dan berjalan kembali menuju rumah yang dahulu dihuninya bersama Roshina, tempat dimana ia meninggalkan anak terakhirnya yang ia tinggal mati atas kehendaknya sendiri. Dewi Ayu memang menginginkan kematian, sampai-sampai ia sengaja berbaring terlentang berbalutkan kain kafan untuk menunggu waktu kematiannya, dan sepertinya pemilik alam semesta mengabulkan keinginannya dihari ke dua belas saat ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dewi Ayu punya kehidupan yang kusebut ajaib di Halimunda, desa tempat Ia dilahirkan dari ayah belanda dan ibu campuran indonesia, yang notabene adalah saudara seayah yang saling jatuh cinta dan melahirkan Dewi Ayu. Dewi Ayu tak pernah meninggalkan Halimunda, bahkan setelah Jepang datang dan memaksa seluruh keluarga Belanda dan keturunannya untuk pulang ke negeri mereka sendiri. Dewi Ayu sangat cantik, banyak pria yang berahi melihatnya, mereka menginginkan satu malam bercinta dengannya dan melakukan apapun yang pernah mereka bayangkan. Didesak oleh keadaan sebagai tahanan, diusia yang masih relatif muda, Dewi Ayu terpaksa menjalani hidup sebagai pelacur di rumah Mama Kalong, bekerja melayani tentara Jepang memenuhi kebutuhan badaniah mereka. Sebagai seorang pelacur, Dewi Ayu sangat terkenal dan merupakan yang paling mahal di Halimunda. Berhubungan badan dengan begitu banyak orang, Dewi Ayu melahirkan putri-putri yang tak pernah tahu siapa ayah mereka. Ketiga putri Dewi Ayu pun mewarisi kecantikan ibunya yang sejak dini sudah terlihat dan banyak orang menantikan mereka bertumbuh menjadi gadis sempurna yang siap untuk ditiduri. Dewi Ayu cukup kesal melihat kehidupan ketiga putrinya yang selalu bersinggungan dengan lelaki, menggoda mereka, bahkan membuat pria-pria patah hati dengan sengaja, Ia tahu kecantikan mereka suatu saat akan berakibat buruk bagi mereka sendiri. Sehingga ketika ia tahu kalau ia mengandung anak keempat, Ia berdoa supaya anak dalam kandungannya diberikan wajah yang sangat jelek. Ia membayangkan hidung seperti colokan listrik, telinga serupa panci, kulit hitam legam seperti arang sisa bakaran dan itulah yang terjadi ketika ia melahirkan putri keempatnya, dua belas hari sebelum ia meninggal. Anak terakhirnya itu diberi nama Cantik.

[Review] "Cerita Detektif tanpa Detektif" [And Then There Were None by Agatha Christie]

Title: And then there were none
Author: Agatha Christie
Publisher: Harper Collins
Published: March 2003
Pages: 317p
ISBN:  9780007136834

Ten Little Soldier Boys went out to dine; One chocked his little self and then there were nine.
Nine Little Soldier Boys stayed up very late; One overslept himself and then there were eight.
Eight Little Soldier Boys travelling in Devon; One said he’d stay there and then there were seven.
Seven Little Soldier Boys chopping up sticks; One chopped himself in halves and then there were six.
Six Little Soldier Boys playing with a hive; A bumblebee stung one and then there were five.
Five Little Soldier Boys going in for law;  One got in Chancery and then there were four.
Four Little Soldier Boys going out to sea; A red herring swallowed one and then there were three.
Three Little Soldier Boys walking in the zoo; A big bear hugged one and then there were two.
Two Little Soldier Boys sitting in the sun; One got frizzled up and then there was one.
One Little Soldier Boy left all alone; He went and hanged himself and then there were none.

Sepuluh orang asing menerima undangan dari seorang tuan rumah yang mengklaim dirinya sebagai pemilik Soldier Island, dan mengharapkan sepuluh orang ini untuk datang dengan tujuan yang berbeda-beda. Tepat pada harinya, mereka tiba di Soldier Island, namun alih-alih menemukan tuan rumah, mereka hanya bertemu dengan dua orang pelayan yang juga tak pernah bertemu dengan tuan rumah yang sebenarnya. Soldier Island terisolasi dari kota dimana semua orang tinggal dan perlu perahu serta laut yang tenang untuk bisa bolak-balik dari pulau itu ke kota terdekat. Awalnya mereka menikmati rumah dan pulau yang terasa seperti milik sendiri, tetapi ketika malam tiba dan orang pertama mati didepan mereka, barulah mereka sadar kalau mereka tidak sedang berlibur, tetapi justru sedang berada dalam bahaya besar yang kapan saja bisa mengambil nyawa mereka. Sajak yang ada dibagian awal review ini tergantung di kamar setiap orang dan membaca sajak ini serta menyaksikan kematian demi kematian, mereka sadar kalau hidup mereka sedang dipermainkan selayaknya bunyi sajak tersebut. Namun akankah sajak itu berhasil dibunyikan dengan sempurna dalam kehidupan nyata di Soldier Island?  

Wednesday, November 11, 2015

Christmas Reads

Christmas is still a month away, but it feels like just around the corner to me as my excitement grew bigger every day thinking about having a Christmas at home with my family. So I wanna prepare at least five books as my company for my two weeks holiday.

Here they are, 

My True Love Gave it to Me : Twelve Holiday Stories

Contain of 12 stories of holiday, I think it is a perfect book to go home with me though I don't have it yet and let's hope for my true love will give it to me as a Christmas present :D
About the book:
If you love holiday stories, holiday movies, made-for-TV-holiday specials, holiday episodes of your favorite sitcoms and, especially, if you love holiday anthologies, you’re going to fall in love with My True Love Gave To Me: Twelve Holiday Stories by twelve bestselling young adult writers, edited by international bestselling author Stephanie Perkins. Whether you enjoy celebrating Christmas or Hanukkah, Winter Solstice or New Year's there's something here for everyone. So curl up by the fireplace and get cozy. You have twelve reasons this season to stay indoors and fall in love

Wednesday, November 4, 2015

Secret Santa 2015 : My Wishlist


Gak kerasa udah menjelang akhir tahun lagi dan untuk member BBI, akhir tahun berarti Secret Santa, salah satu event yang paling ditunggu karena seru, asik, penuh teka-teki dan bertaburan hadiah. Untungnya selama beberapa tahun ikut event ini, aku selalu dapat target ataupun santa yang baik-baik, jadi Secret Santa makin berasa asik.

Dear Santaku yang baik...kalau kita belum kenal, salam kenal dulu yaaa *salaman* :)

Untuk pilihan kado, Silahkan Santa memilih dari wishlist berikut. Tidak ada pilihan spesial dan urutannya pun tidak berarti apa-apa ya, Santa boleh milih buku mana aja untuk dihadiain buat aku karena aku pasti terima dengan senang hati kok :). Aku juga sertakan link online shop untuk memudahkan Santa. 

Year of the Hyenas (Tahun Anjing Hiena) by Brad Geagley
Diterbitkan oleh Gramedia dan bisa dibeli disini

A Snicke of Magic by Natalie Lloyd
Buku berbahasa Inggris yang bisa dibeli disini

The Rosie Project by Graeme Simsion
Diterbitkan oleh Gramedia dan dibisa dibeli disini

Tara Road by Maeve Binchy
Buku berbahasa Inggris yang bisa dibeli disini

Semoga tidak menyusahkan Santa ya...Have fun untuk semua peserta Secret Santa :)

PSO iya Santa, karena aku rencananya mau liburan Natal selama dua minggu, mulai tanggal 18 Desember, jadi kalau boleh kirim kadonya jangan terlambat ya Santa, supaya bukunya bisa aku bawa jalan-jalan sama aku...trimakasih :) 

Thursday, October 15, 2015

[Review] The Murder of Roger Ackroyd by Agatha Christie

Title: The Murder of Roger Ackroyd
Author: Agatha Christie
Publisher: HarperCollins
Published: April 2nd 2002
Page: 368p
ISBN: 9780007141340

Cerita dengan tema pembunuhan acap kali saya hindari, sampai saya hampir tidak punya buku dengan tema pembunuhan di rak buku rumah. Tetapi ketika saya menemukan sebuah rak yang berisi buku-buku Agatha Christie dengan cover baru terbitan Harper di Kinokuniya Bangkok, sulit untuk menghindar dari rak cantik itu, kelihatannya akan sangat bagus kalau buku-buku ini pindah ke rak buku sendiri. Saya belum pernah membaca buku Agatha Christie, kalau pun pernah mungkin sudah sangat lama sampai saya tidak ingat lagi judulnya, tetapi dengan bantuan rekomendasi dari seorang teman, saya pun membawa The Murder of Roger Ackroyd dan And There Were None pulang ke Indonesia menjadi koleksi Agatha Christie yang pertama. Baru belakangan pun saya tahu kalau dua buku ini juga masuk dalam Top 10 Agatha Christie Novel versi The Guardian, what a great start I thought to start collecting them, thanks to kak Astrid for recommending it.

Thursday, September 17, 2015

[Review] Under the Egg by Laura Marx Fitzgerald

Title: Under the Egg
Author: Laura Marx Fitzgerald
Publisher: Puffin Books
Published: May, 26th, 2015
Pages: 256p
ISBN:  9780142427651

“Only two people know about the masterpiece hidden in the Tenpenny home - and one of them is dead. The other is Theodora Tenpenny. 

When Theo spills a bottle of rubbing alcohol on her late grandfather's painting, she discovers what looks like a priceless masterpiece underneath. That's great news for Theo, who's struggling to hang on to her family's two-hundred-year-old townhouse and support her unstable mother on her grandfather's legacy of $463. There's just one problem: Theo's grandfather was a security guard at the Metropolitan Museum of Art, and if the painting is as valuable as she thinks it is, then her grandfather wasn't who she thought he was”

It wasn’t ordinary for me to step into a bookstore and bought a  book I barely heard before. First, I used to look on Goodreads or read my friend’s review to make a decision for buying a book. Because in my opinion, it is not wise to spend this very short time of life to read something not good enough, of course the standard will be diverse for different person. So, based on that principal, this book was quite surprised me because I love it from the very first time I saw it although I never heard of it. The cover mentioned about puzzling, mystery, art and hidden masterpiece gave a glimpse of hope for a good story inside it and I can tell that it’s not disappointing.

Friday, July 31, 2015

Al Capone does My Shirt by Gennifer Choldenko

Title: Al Capone Does my Shirt
Author: Gennifer Choldenko
Publisher: Printed Edition by Puffin Books
Published: April 2006
Page: 288p
ISBN: 9780142403709
I read kindle ebook edition, bought from Amazon $7.70

Lagi-lagi saya membaca buku anak/remaja atas usulan list buku yang ada di Escape from Mr. Lemoncello’s Library, yang ternyata pas dengan tema posting bersama BBI di bulan juli tentang kenakalan anak. Membaca buku anak itu menyenangkan, karena sekali duduk bisa selesai, temponya cepat dan cenderung ringan untuk dinikmati. Kebetulan seorang teman bookish yang juga lagi baca buku ini ngasih sedikit sinopsis tentang isi buku dan bingo saya pun tertarik mencari tahu tentang kisah Moose yang tiba-tiba harus hidup di Alcatraz. Melihat judulnya yang membawa-bawa nama salah satu American gangster, Alphones Gabriel Capone a.k.a Al Capone, saya pikir buku ini tentang thriller remaja, tetapi justru saya menemukan historical fiction ringan yang dibalut kisah keluarga.

Tuesday, July 14, 2015

[Review] Number the Stars by Lois Lowry

Title: Number the Stars
Author: Lois Lowry
Publisher: HMH Books for Young Readers
Published: May, 2nd, 2011
Page: 156p
ISBN: 9780547577098
1990 Newbery Medal Winner

Membaca beberapa buku tentang pendudukan Nazi di negara-negara Eropa membuat gambaran tentang penderitaan masyarakat Yahudi menjadi sangat jelas dikepala saya. Banyak penulis dengan gamblang mendeskripsikan betapa sadisnya perlakuan tentara jerman terhadap orang-orang Yahudi, Komunis, warga Polandia, tawanan perang soviet, homoseksual, dan musuh politik dan keagamaan lainnya. Setiap buku itu menggambarkan kesedihan mereka, kematian begitu banyak orang, kehilangan orang-orang terdekat mereka, dan terlalu banyak penderitaan yang ditanggungkan pada seseorang di masa itu. Bahkan buku seperti Anne Frank pun mendeskripsikan ketakutan mereka yang terus berkembang setiap hari seiring dengan semakin gencarnya Nazi mencari orang-orang Yahudi untuk dibawa ke kamp konsentrasi. Kali ini, saya membaca kisah dari masa yang sama, tema yang sama, tetapi diceritakan melalui kacamata Annemarie yang masih berusia 10 tahun yang tinggal bersama kedua orang tuanya di Denmark. Lowry mengatakan cerita ini adalah fiktif, tetapi dibagian akhir dia pun menjelaskan keberadaan kisah nyata dibalik kisah ini, bagaimana dia berjalan-jalan di jalanan Denmark dan mendengarkan begitu banyak kisah tentang keberanian orang Denmark yang membantu ribuan orang Yahudi keluar dari Denmark menuju Sweden.

Thursday, July 9, 2015

[Review] Because of Winn-Dixie by Kate DiCamillo

Title: Because of Winn-Dixie
Author: Kate DiCamillo
Publisher: Candlewick Presss
Published: August 6th, 2011
Page: 182p
ISBN: 9780763644321

India Opal adalah karakter utama dalam kisah ini, ia baru saja pindah ke Naomi, Florida bersama ayahnya yang berprofesi sebagai seorang pendeta. Buat opal, ayahnya punya kebiasaan seperti seekor kura-kura, yang dalam keadaan tidak menyenangkan akan memasukkan kepalanya kedalam cangkang untuk membentengi diri. Ibunya meninggalkannya diusia saat Opal belum mengingat apa-apa, sehingga Opal tidak punya kenangan apapun, ayahnya pun tidak pernah bercerita apa-apa tentang istrinya, meskipun Opal tahu setiap hari ayahnya merindukan ibunya. Di tempat yang baru Opal tidak punya teman yang membuat ia sering merasa kesepian, sampai suatu saat Winn-Dixie datang dan mengubah segalanya, bahkan si kura-kura tidak lagi memasukkan kepalanya kedalam cangkang.

Tuesday, July 7, 2015

[Review] Charlie and the Chocolate Factory by Roald Dahl

Title: Charlie and the Chocolate Factory
Author: Roald Dahl
Publisher: Gramedia
Published: April 2008
Page: 200p
ISBN: 9789796868896
Hadiah dari Kakak Ferina

Buku ini sudah lama ada ditimbunan to-read yang tak pernah mendapat giliran untuk dibaca, bukan karena tidak suka, tetapi karena kebiasaan mengabaikan buku-buku yang dikenal pertama kali lewat film. Tapi thanks to Chris Grabenstein, yang lewat bukunya Escape from Mr. Lemoncello’s Library, membuatku melirik buku ini ditimbunan. Buku ini menjadi salah satu buku yang disebutkan dalam cerita Mr. Lemoncello dengan perpustakaan ajaibnya, karena Mr. Lemoncello sendiri mirip dengan sosok Willy Wonka dalam cerita ini. Roald Dahl termasuk salah satu penulis yang karya-karyanya belum lama kukenal, sebagian besar buku Roald Dahl yang ada dikoleksiku pun adalah pemberian teman-teman BBI, seperti Kak Ferina yang memberikan buku ini.

Monday, July 6, 2015

[Review] Of Mice and Men by John Steinbeck

Title: Of Mice and Men
Author: John Steinback
Publisher: Ufuk
Published: December 2009
Pages: 240
ISBN: 9786028224727
A Gift from a fiend

“Teknik yang dihadiahkan Steinback padaku tampaknya akan menjadi milik tetap...Steinback menderetkan kata-kata sederhana bermuatan padat, kalimat-kalimat apik dan utuh”Pramoedya Ananta Toer.

Ada banyak penulis yang menelurkan karya yang dikatakan banyak orang bagus, tetapi terkadang sulit untuk kunikmati. Salah satu penyebabnya adalah pilihan kata yang digunakan seorang penulis. Pilihan kata yang tepat adalah salah satu kunci kenikmatan membaca untukku. Tak jarang, aku meletakkan buku yang baru beberapa halaman kubaca karena kalimat-kalimat yang kaku, terlalu berbunga-bunga, bahkan sulit dicerna. Tetapi berbeda dengan John Steinback. Sebelum membaca Of Mice and Men, aku pernah membaca karyanya yang lain yakni Tortilla Flat dan harus kuakui Steinback lihai dalam memilih kata dan menyusun kalimat. Bukan kata-kata fancy dan kalimat yang terlalu pretentious, tetapi pilihan kata sederhana yang membuat buku ini indah, tepat seperti yang dikatakan Pramodya Ananta Toer diatas.

[Review] The Circle by Dave Eggers

Title: The Circle
Author: Dave Eggers
Publisher: Knopf
Published: October 8th, 2013
Page: 508p
ISBN: 9780385351393
Borrow from Astrid Lim

First of all, I should say that this isn’t just a normal book review, but this is going to be a campaign, because the idea in this story cause an extreme fear within me that I hope will not going to happen in the real world. For that, I hate most part of this book, the part when the author drives me crazy to know the end of the story. But he also gave me a warning about what could happen in the future with the innovation of technology. Our future could become something terrifying.

[Review] Escape from Mr. Lemoncello's Library by Chris Grabenstein

Title: Escape from Mr. Lemoncello’s Library
Author: Chris Grabenstein
Publisher: Yearling Adventure
Published: June 24th 2014
Pages: 336p
ISBN: 9780307931474

Books.  Library.  Puzzle.

I love each one of them. How about combining them into a story? It would be fascinating and Chris Grabenstein successfully did it through this 336 pages. I am thrilled about how Chris put all things together in an ingenious way. Kyle Keeley is 12 years old and crazy about games especially anything that came out from Mr. Lemoncello’s imagination factory. He grew up with them and everyone in the family loves it. So when he heard about Alexandriavilles’ new public library that Mr. Lemoncello’s was helping build, he was so excited to see the place. In addition to the good news, he found out about the library lock-in event for the winner of essay competition “Why I am Excited about the New Public Library”. Mr. Lemoncello will pick twelve 12 years old kids as winners and they will get to go to the library lock-in on friday night and spend the night in the new library before anyboday else gets to see the place. Are you picturing it now? A night surrounded by books in a marvelous library designed by the famous game maker ever? Sound interesting huh?! And for a mysterious reason, Kyle won.

Thursday, June 18, 2015

Notohamidjojo Library

I have always imagined that paradise will be a kind of library ~ Jorge Luis Borges

Tulisan kali ini bukan tentang resensi buku, tetapi saya mau sharing pengalaman saya jalan-jalan ke Perpustakaan Notohamidjojo di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Sebagai Alumni UKSW yang telah meninggalkan kampus ini hampir enam tahun yang lalu, saya akhirnya punya kesempatan untuk nostalgia ke Perpustakaan tujuh lantai ini, merasakan kembali nuansa ruangan yang dipenuhi jejeran buku, menghirup kembali aroma buku-buku tua khas sebuah perpustakaan, aroma yang hampir tiap hari saya hirup selama mengerjakan skripsi diakhir masa perkuliahan. Dengan bantuan seorang teman yang adalah pegawai Perpustakaan (bc : Nelfrits a.k.a Ito), saya berharap dapat tur singkat menjelajah ke sudut-sudut Perpustakaan yang mungkin sudah saya lupakan atau mengunjungi rak-rak buku koleksi terbaru yang bahkan belum saya ketahui. 

Memasuki lantai dua Perpustakaan yang adalah lantai dasar untuk penyimpanan buku, saya diajak mengunjungi Reference Section, berbelok diantara rak-rak buku, menatap setiap index Dewey yang menempel pada rak dan punggung buku, hingga berujung di sebuah sudut yang disinari cahaya matahari secara tidak langsung melalui kaca jendela Perpustakaan yang transparan dan disanalah berderet serangkaian Novel Klasik Hardcover Grolier Great Classic Vintage Edition 1968 dengan berbagai judul, mulai dari Jane Eyre (Charlotte Bronte), Wuthering Heights (Emily Bronte) yang adalah novel favorit saya, karya-karya Jane Austen, Moby Dick (Herman Melville), dua buku Homer, Iliad dan Odyssey, Pilgrim’s Progress (John Bunyan), A Tale of Two Cities (Charles Dickens), sampai poem yang pernah membuat saya pusing dan belum berhasil saya tamatkan, milik Dante, The Divine Comedy. Buku-buku itu dibalut Hardcover yang biasanya dikenal dengan sebutan buku Sexy oleh penggemar buku-buku bantal. Melihat rentetan harta terpendam itu, saya pun bertanya “sejak kapan koleksi klasik itu ada di Perpustakaan ini” dan teman saya dengan santai menjawab “sejak dulu sudah ada ditempatnya”, buku-buku tersebut masuk ke katalog perpustakaan sejak bulan februari 1986, disaat saya sendiri pun belum lahir. Saat itulah perasaan untuk menulis pengalaman ini muncul, untuk mengekspresikan rasa menyesal saya karena melewatkan begitu banyak waktu di kampus tanpa menyentuh buku-buku bantal itu. How come I never know that these super authentic classic collections ever exist in this place?

Friday, May 15, 2015

[Review] People of the Book by Geraldine Brooks

Title: People of the book
Author: Geraldine Brooks
Publisher: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Published: 16 April 2015
Page: 504p
ISBN: 978-602-03-1447-1

Pertama kali diterbitkan pada tahun 2008, People of the Book, langsung menyabet Australian Publishers Association's Literary Fiction Book of the Year pada tahun yang sama. Buku karya Geraldine Brooks ini berkisah tentang sebuah kodeks Ibrani yang dikenal dunia dengan nama Haggada Sarajevo serta kisah orang-orang yang pernah ada di sekitarnya, melintasi generasi, agama dan belahan dunia yang berbeda. Meskipun kisah dalam novel ini diakui penulis sebagai fiksi, namun beberapa tokoh dan kejadian dalam novel ini sesungguhnya terinspirasi dari fakta yang ditemukan oleh penulis dari kisah aslinya. Haggadah ini tidak hanya menjadi saksi pertikaian yang pernah terjadi antara Yahudi, Kristen dan Muslim, tetapi juga membuktikan bahwa menjadi manusia jauh lebih penting daripada hidup egosentris dan saling menyakiti.

Monday, March 16, 2015

[Review] Pompeii by Robert Harris

Title: Pompeii
Author: Robert Harris
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Published: September 2009
Pages: 392p
ISBN: 9789792249446

Robert Harris adalah salah seorang penulis yang membuat sejarah sangat menarik untuk dinikmati. Konon sejarah adalah topik membosankan untukku yang semasa sekolah belajar sejarah dengan metode mencatat isi buku tanpa memahaminya. Kali ini Robert Harris mengenalkanku pada salah satu peristiwa gunung meletus sekitar tahun 79 M yang menelan kota Pompeii di daerah pemerintahan Romawi kuno. Pompeii merupakan salah satu kota di daerah teluk Naples yang berkembang dengan sangat mewah untuk orang-orang terkemuka pada masa Romawi kuno. Di kota Pompeii, orang-orang kaya menghabiskan waktu mereka di ampiteater, cafe, permandian air panas, rumah pelacuran dan resort-resort mewah. Kota yang dilengkapi dengan port pelabuhan ini diapit oleh beberapa kota lain dengan sistem pengairan yang sangat komplex dan saling terhubung satu sama lain.

Friday, January 30, 2015

[Review] The Clockwork Three by Matthew Kirby [Guess My Santa]

Title: The Clockwork Three (Tiga anak dan satu jam)
Author: Matthew Kirby
Publisher: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Published: Jakarta, 2014
Pages:  448p
ISBN: 978-602-03-0815-9
Hadiah Buku dari Santa (BBI Secret Santa 2014)

"Teman-teman adalah komoditas yang sangat berharga. Kadang-kadang aku berpikir seharusnya aku mengumpulkan mereka lebih banyak" - Hannah

The Clockwork Three adalah kisah tiga orang anak yang hidup di kota yang sama, sebuah kota tua di Amerika yang punya pelabuhan, punya museum seni, punya cagar alam yang tidak kalah luas dibanding kota itu sendiri serta harta karun disuatu tempat, menanti untuk ditemukan. Tidak sulit membayangkan kota ciptaan Matthew Kirby ini, semudah mencium aroma petualangan yang sudah muncul sejak halaman pertama buku ini.

Giuseppe, seorang pengamen jalanan, menemukan sebuah biola hijau dengan lantunan suara yang menciptakan perasaan ajaib, membuat orang-orang merasa berbeda, sehingga memberinya lebih banyak uang. Giuseppe mulai bermimpi untuk pulang ke Italia, tempat dia diculik oleh tuannya, Stephano. Sampai suatu hari Stephano mengetahui keberadaan biola dan uang simpanannya, lalu berniat membunuhnya, Giuseppe pun melarikan diri dan berlindung di cagar alam McCauley.

Wednesday, January 21, 2015

Reading Challenge 2015

I had picked several books to begin my reading journey throughout 2015, even though I haven't decide to join any challenge. But looking at my pile lately made me crazy, I thought "How many times I will need to read all those books?", then I thought "I had to force myself to read more books this year", So here I am challenge myself to read more books in my little time through these several reading challenge:

Lucky No 15. Rading Challenge hosted by Astrid


This is a second year for me to join this challenge from Astrid, and last year I failed it, so this year I must do better. To join the challenge you must read 15 books throughout 2015, you can find the rule on Astrid's Page. Here are the fifteenth books I will read for the challenge: