Tuesday, July 7, 2015

[Review] Charlie and the Chocolate Factory by Roald Dahl

Title: Charlie and the Chocolate Factory
Author: Roald Dahl
Publisher: Gramedia
Published: April 2008
Page: 200p
ISBN: 9789796868896
Hadiah dari Kakak Ferina

Buku ini sudah lama ada ditimbunan to-read yang tak pernah mendapat giliran untuk dibaca, bukan karena tidak suka, tetapi karena kebiasaan mengabaikan buku-buku yang dikenal pertama kali lewat film. Tapi thanks to Chris Grabenstein, yang lewat bukunya Escape from Mr. Lemoncello’s Library, membuatku melirik buku ini ditimbunan. Buku ini menjadi salah satu buku yang disebutkan dalam cerita Mr. Lemoncello dengan perpustakaan ajaibnya, karena Mr. Lemoncello sendiri mirip dengan sosok Willy Wonka dalam cerita ini. Roald Dahl termasuk salah satu penulis yang karya-karyanya belum lama kukenal, sebagian besar buku Roald Dahl yang ada dikoleksiku pun adalah pemberian teman-teman BBI, seperti Kak Ferina yang memberikan buku ini.

Charlie and the Chocolate Factory bukanlah buku Roald Dahl pertama yang kubaca, sehingga sejauh ini, Roald Dahl adalah salah satu story teller yang asik, untungnya terjemahan gramedia ini pun bisa enak dinikmati. Di buku ini, Dahl bercerita tentang Charlie yang tinggal di rumah kecil bersama orang tua dan kakek neneknya, sementara di desa yang sama dimana Charlie tinggal, berdiri sebuah pabrik coklat terbaik di dunia, milik Mr. Wonka yang terkenal sangat pintar, eksentrik dan misterius. Coklat bukanlah makanan yang bisa dengan mudah didapatkan Charlie, ia hanya punya keistimewaan menikmati coklat setahun sekali pada saat ia berulang tahun. Charlie yang hampir selalu kelaparan selalu berhenti dan menghirup bau coklat setiap kali ia melewati pabrik coklat Mr. Wonka. Masih menjadi misteri mengenai pekerja pabrik itu, karena tidak seorang pun yang pernah terlihat masuk keluar untuk bekerja disana, lalu dengan apa Mr. Wonka menjalankan pabriknya?

Sejak lama pabrik itu tidak pernah buka untuk dunia luar karena Mr. Wonka takut resepnya akan dicuri oleh kompetitornya, namun kali ini ada sesuatu yang berbeda. Mr. Wonka baru saja menyebar 5 tiket emas yang tersebar di seluruh coklat yang telah didistribusikan ke seluruh penjuru dunia. Anak-anak yang membeli coklat dan beruntung mendapatkan tiket emas didalamnya akan mendapat kesempatan untuk menikmati tour ke seluruh pabrik coklat itu dan diantar langsung oleh Mr. Wonka. Semua anak di seluruh penjuru dunia berlomba membeli coklat, ada yang teriak-teriak ke orang tuanya agar mereka bisa dapat tiket emas, sementara Charlie yang beberapa hari lagi berulang tahun, hanya punya 1 batang coklat sebagai harapan untuk mendapatkan tiket emas. Kemungkinan untuk Charlie sangat kecil, tetapi Charlie tetap menaruh harapan pada 1 batang coklat yang akan dibelilkan untuknya pada hari ulang tahunnya. Akankah Charlie mendapat kesempatan itu?

Semua yang pernah nonton film yang dibintangi oleh Johnny Depp itu pasti sudah tau akhir cerita ini. Pabrik Coklat Willy Wonka memang sangat menarik, bukan saja untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa seperti saya yang ikut tertarik berkunjung kesana jika pabrik itu beneran ada di dunia nyata. Penggambaran Roald Dahl mengenai sungai coklat, perahu yang terbuat dari permen, lift kaca yang bisa menuju ke segala arah, televisi coklat dan berbagai keajaiban lainnya, membuat Roald Dahl menjadi salah satu penulis buku anak terbaik di dunia. Ahhhh tidak punya kata lain untuk buku ini selain sangat nikmat dan menghibur. Willy Wonka pun menjadi karakter tak terlupakan dunia, sama seperti Mr. Lemoncello yang saat ini sudah tertanam dikepalaku.

No comments:

Post a Comment