Monday, May 16, 2016

LPM "A Nation that Doesn't Read" [Asean Literary Festival 2016]

A nation that does not read much does not know much. And a nation that does not know much is more likely to make poor choices in the home, the marketplace, the jury box, and the voting booth. And those decisions ultimately affect the entire nation...the literate and illiterate – Jim Trelease

Siang itu, menebas panas matahari saya menuju teater kecil Taman Ismail Marzuki yang terletak di gedung paling belakang lokasi TIM, tempat digelarnya salah satu diskusi menarik A Nation that doesn’t Read dalam Asean Literary Festival (ALF) 2016, yang untuk ketiga kalinya diadakan di Jakarta. Suasana di depan teater kecil tampak sudah ramai, beberapa orang sedang antri registrasi, sekumpulan orang bule saling menyapa sebelum masuk ke dalam ruangan. Saya bersama seorang teman pun menuliskan nama dan email di lembar registrasi yang disediakan panitia, lalu beranjak masuk ke teater yang disambut udara dingin melegakkan. Belum banyak orang di dalam ruangan, namun tak lama menunggu tampak seorang wanita keren berambut merah yang terlihat seperti fairy godmother (saya lupa nama beliau, maafkan Madam), naik ke panggung dan menyambut semua yang telah hadir sambil memperkenalkan diri. Karena saya lupa nama beliau, maka dalam tulisan ini, saya akan menyapanya dengan Madam Moderator. Setelah meminta semua peserta untuk mengisi deretan kursi paling depan (kebiasaan orang Indonesia, termasuk saya, selalu mengambil tempat aman, yaitu tengah ke belakang), Madam Moderator pun mengundang narasumber dan memperkenalkan mereka: Päivi Hiltunen-Toivio, Finnish Ambassador; John McGlynn, Chairman of Lontar Foundation; Endy Bayuni, Chief Editor of Jakarta Post; Youngduk Shin, Professor of University of Education (UPI) Bandung; dan seorang penerjemah untuk Professor Youngduk.

Sunday, May 15, 2016

[Review] Bumi Manusia "Sebuah Jendela ke Masa Lalu" by Pramoedya Ananta Toer

Title: Bumi Manusia (The Earth of Mankind)
Author: Pramoedya Ananta Toer
Publisher: Lentera Dipantara
Published: 2005 (first published 1975)
Pages: 535p
ISBN: 9789799731234
Borrowed from HelvrySinaga



Namanya minke (baca: Mingke), tokoh yang digunakan oleh Pram untuk menggambarkan Indonesia di akhir 1800 hingga awal 1900 yang oleh sejarah kita tercatat sebagai masa awal Kebangkitan National. Diceritakan dengan latar Surabaya dan Wonokromo serta beberapa kota lain di Provinsi yang kita kenal sekarang dengan nama Jawa Timur. Zaman yang digambarkan Pram dalam buku ini, mungkin sekilas pernah kita pelajari lewat pelajaran sejarah di sekolah, namun karena metode yang saya temukan hanyalah, mencatat buku sampai habis, maka hanya sedikit ingatan yang tersisa dari halaman-halaman buku yang entah dimana sekarang. Kisah Minke bermula di tahun 1898, saat itu dia adalah siswa H.B.S, sebuah sekolah Belanda. Ia mengaku pribumi, namun semua orang tahu, untuk masuk ke H.B.S, kalau bukan totok (orang Eropa asli) atau Indo (campuran), pastilah si pribumi dijamin oleh sebuah kedudukan yang cukup tinggi. Minke tak pernah mengakui jaminan itu, Ia memperkenalkan dirinya sebagai Minke, tanpa nama keluarga, seorang pribumi.

Jauh sebelum Eropa beradab, bangsa Yahudi dan Cina telah menggunakan nama marga. Adanya hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang menyebabkan Eropa tahu pentingnya nama keluarga…Kalau pribumi tak punya nama keluarga, memang karena mereka tidak atau belum membutuhkan, dan itu tidak berarti hina. Kalau Nederland tak punya Prambanan dan Borobudur, jelas pada jamannya Jawa lebih maju daripada Nederland (saya lupa catat hal-nya, bukunya sudah dikembalikan :D)


Sebagai seorang pribumi, Minke membaca dan menulis dalam bahasa Belanda sebanding bahkan lebih baik dari mereka yang berdarah totok. Lalu suatu ketika, atas ajakan teman sekelasnya, Minke berkunjung ke sebuah rumah mewah, jenis rumah yang tak pernah dimasukinya dan yang ia yakini adalah milik orang Belanda. Kunjungannya itu mengenalkannya pada  Annelies, seorang gadis yang digambarkan Pram menandingi kecantikan bidadari yang turun dari kayangan. Minke pun jatuh cinta. Seakan nasib berpihak padanya, Ibu gadis itu, yang dikenal dengan nama Nyai Ontosoroh seperti mendukung keberadaannya di rumah itu, mendorong Annelies untuk menemani Minke mengelilingi rumah mereka yang berujung pada semakin terperosoknya Minke dalam kekaguman akan kecantikan Annelies.

Saturday, May 7, 2016

[Review] Murder on the Orient Express by Agatha Christie

Title: Murder on the Orient Express
Author: Agatha Christie
Publisher: Harper Collins (Agatha Christie Signature Edition)
Published: June 4th, 2007
Page: 347p
ISBN: 9780007119318
Bought at Kinokuniya Plaza Senayan 133K

Berada dalam Orient Express, Hercule Poirot sedang menuju London ketika kereta yang ditumpanginya itu berhenti ditengah malam karena tumpukan salju direl kereta. Keesokan harinya, sebuah mayat ditemukan dalam kompartemen terkunci dengan dua belas luka tusuk. Korban adalah Simon Rachett, seorang milyuner yang sehari sebelumnya sempat menghampiri Poirot dan meminta bantuan karena mengaku dirinya sedang dalam bahaya, namun Poirot menolak bekerja padanya. Atas permintaan temannya, M. Bouc, Direktur dari perusahaan yang mengatur Orient Express, yang kebetulan sedang berada di kereta yang sama, Poirot pun harus memulai penyelidikan dan mencari pembunuh Rachett diantara para penumpang. Ada 14 orang penumpang (termasuk Rachett dan Poirot) dan seorang kondektur di dalam gerbong yang sama dengan Poirot dan Rachett.

Friday, May 6, 2016

[Review] From Mixed-Up Files of Mrs. Basil E. Frankweiler

Title: From the Mixed-Up File of Mrs. Basil E. Frankweiler
Author: E.L. Konigsburg
Publisher: Atheneum Books for Young Readers
Published: September 25th 2007 (first published 1967)
Pages: 176p
ISBN: 9781416949756
Newbery Medal Winner 1968
Gift from A.S Dewi


Marah pada orang tuanya, Claudia pun merencanakan kabur dari rumah. Rencana kaburnya disusun dengan matang untuk menjamin ia tidak perlu mengalami kesulitan apalagi ketidaknyamanan. Ia pun memilih Jamie, adiknya, untuk menemaninya karena Jamie bisa menyimpan rahasia, serta punya cukup tabungan yang akan mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Claudia adalah pembuat rencana yang hebat namun sulit mengatur pengeluarannya, sedangkan Jamie mahir dalam mengelola keuangannya. Kombinasi yang pas. Melarikan diri dari rumah di Greenwich, Claudia memilih tempat yang akan nyaman ditinggali, besar dan cantik, Metropolitan Museum of Art, New York.

Setelah berhasil masuk selayaknya pengunjung lainnya ke dalam Museum, Claudia dan Jamie mendapati sebuah patung berbentuk Malaikat yang baru saja dibeli oleh pihak Museum dan diklaim buatan Michelangelo. Sayangnya belum ada bukti kuat yang meyakinkan bahwa patung ini benar hasil karya Michelangelo, sebuah tantangan yang disambut manis oleh Claudia yang rasa ingin tahunya membuat Ia dan Jamie harus melakukan penelitian tentang Michelangelo dan bahkan mengunjungi Mrs. Basil E. Frankweiler, pemilik patung itu sebelum berpindah tangan ke Museum. Claudia yakin kalau ia berhasil mengetahui rahasia baru ini, ia akan pulang ke Greenwich sebagai Claudia yang berbeda, sesuatu yang bisa terus dibawanya bertahun-tahun akan datang. Jamie tidak peduli pada Michelangelo meskipun ia mengakui patung yang dilihatnya sangat cantik, tetapi sebaliknya bagi Claudia, penemuan ini bisa berarti menemukan sesuatu di dalam dirinya sendiri, sesuatu yang tidak pernah dimengerti oleh Jamie yang hanya bisa mengangguk-angguk saat mendengar kakaknya menjelaskan.

Thursday, May 5, 2016

Secret Santa 2015 "The Riddle"

Hola kawan-kawan, saatnya menunjukkan kado yang dikirimkan oleh Santaku bersama Riddle yang lagi-lagi pada pandangan pertama tak bisa kupahami. Tahun ini aku dapat Riddle yang tak banyak berbicara, hanya ada satu clue dan secarik kertas yang bertuliskan kata-kata sederhana, seperti pada gambar berikut. 

tampilan depan buku bersama kumpulan bookmark
tampilan belakang buku bersama secarik kertas riddle
detail dari bookmark yang dikasi Santa

Nah itu dia Buku dan Kado dari Santa, semoga tahun ini aku bisa mengungkap siapa dirimu tanpa bantuan siapapun ya Santa. Terimakasih untuk kadonya dan bookmarknya yang lucu itu.